Kasus Virus Baru China Melonjak: Lebih dari 7.000 Orang Terinfeksi

by -21 Views

Pemerintah China sedang menghadapi lonjakan kasus virus chikungunya di Provinsi Guangdong, yang telah mencapai lebih dari 7.000 infeksi sejak Juli. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk dan telah mendorong otoritas setempat untuk mengambil langkah-langkah penanganan yang mirip dengan saat pandemi Covid-19. Foshan merupakan kota yang menjadi episentrum wabah ini, dengan ribuan pasien yang harus dirawat di rumah sakit dengan kelambu sebagai perlindungan. Otoritas kesehatan Guangdong melaporkan hampir 3.000 kasus baru dalam sepekan terakhir.

Meskipun gejala yang muncul pada pasien mayoritas ringan, penyakit chikungunya bisa menyebabkan demam tinggi, ruam, nyeri otot, dan nyeri sendi parah, bahkan dalam beberapa kasus disebut bisa bertahan bertahun-tahun. Sementara jarang terjadi di China, penyakit ini umum ditemui di beberapa wilayah seperti Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika.

Kementerian Kesehatan Hong Kong juga melaporkan satu kasus importasi chikungunya, yaitu seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Meski tidak menular dari manusia ke manusia langsung, virus ini tetap menimbulkan kekhawatiran. Negara lain, seperti Amerika Serikat bahkan telah mengeluarkan imbauan kepada warga yang bepergian ke China untuk lebih waspada terhadap risiko infeksi.

Pemerintah China telah mengerahkan berbagai upaya untuk menanggapi wabah ini, termasuk meminta warga untuk membersihkan genangan air di rumah, melepas ribuan ikan pemakan jentik ke danau-danau, dan menggunakan drone untuk mendeteksi area berpotensi menjadi sarang nyamuk. Langkah-langkah ini mencakup melepaskan nyamuk predator untuk membantu mengendalikan populasi nyamuk penyebab virus. Meskipun sejumlah kota sempat menerapkan karantina rumah bagi pelancong dari Foshan, kebijakan tersebut akhirnya dicabut setelah menimbulkan perdebatan di media sosial.

Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi di Tanzania pada 1952 dan telah menyebar ke lebih dari 110 negara. Organisasi Kesehatan Dunia menganjurkan untuk menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk sebagai cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Meski sebagian besar penderita sembuh dalam seminggu, sebagian lainnya mengalami komplikasi yang berkepanjangan. Saat ini, belum ada obat atau vaksin khusus untuk chikungunya, namun tingkat kematian akibat virus ini tergolong rendah.

Source link