Kapal induk terakhir China, Fujian, telah melakukan pelayaran melalui Selat Taiwan dalam konteks ketegangan yang terus berlangsung antara Taiwan dan China. Dalam pernyataan resmi, Angkatan Laut China menyatakan bahwa ini adalah bagian dari uji coba dan pelatihan rutin yang diperlukan untuk kapal induk tersebut sebelum berlayar ke Laut China Selatan. Meskipun demikian, hal ini menimbulkan kekhawatiran di Asia Timur menyusul investasi besar-besaran China dalam pembaharuan militer, walaupun Beijing sendiri mengklaim bahwa tujuannya adalah damai.
Fujian sendiri merupakan kapal induk ketiga China setelah Liaoning dan Shandong. Liaoning, kapal induk tertua China, mulai beroperasi pada tahun 2012, sementara Shandong diluncurkan pada tahun 2019. Analis dari lembaga pemikir di Washington, CSIS, menyebutkan bahwa Fujian diharapkan memiliki sistem lepas landas yang lebih canggih, memungkinkan China untuk menambah daya angkut dan bahan bakar untuk pesawatnya.
China telah mengalami ekspansi angkatan laut yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan tujuan memperluas pengaruhnya di Pasifik sambil menantang aliansi yang dipimpin oleh AS. Pada bulan Juni, China mengabarkan bahwa kapal induk Liaoning dan Shandong melakukan latihan tempur di Samudra Pasifik, menyebabkan kegelisahan di antara tetangga regional termasuk Jepang. Pejabat keamanan Taiwan juga mencatat bahwa China telah mengerahkan kapal induk di sekitar pulau tersebut pada bulan Mei. Mereka menegaskan bahwa partai Komunis China tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk merebut kendali atas Taiwan, sebuah pulau demokratis yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
