Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama energi fosil seperti batu bara dan gas, menurut Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno. Cadangan minyak mentah dan batu bara yang besar seharusnya bisa memenuhi kebutuhan energi, namun Indonesia masih harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari. Pemerintah dihadapkan pada permasalahan impor LPG karena defisit gas yang melebihi proyeksi sebelumnya. Pada periode Januari-Desember 2024, Indonesia mengimpor LPG sebanyak 3,94 miliar kilogram dari Amerika Serikat dengan nilai mencapai US$ 2,03 miliar. Selain itu, RI juga mengimpor minyak mentah sebesar 668,47 juta kilogram dari AS. Impor LPG dari AS mendominasi, mencapai 57% dari total volume impor LPG RI dan 53% dari total nilai impor LPG RI. Banyak pelaku usaha di Indonesia harus bertransformasi dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan, menggunakan gas sebagai alat transisi. Impor energi ini masih menjadi permasalahan yang harus diatasi untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
RI Kaya Energi Fosil: Impor BBM-LPG Besar-besaran
