Sepertiga Warga Negara Ini Mau Pindah ke Tetangga RI

by -35 Views

Kekhawatiran akan tenggelamnya negara akibat perubahan iklim telah mencapai puncaknya di negara kecil Pasifik, Tuvalu. Lebih dari sepertiga populasi Tuvalu telah mengajukan permohonan untuk program visa iklim Australia. Menurut Duta Besar Tuvalu untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tapugao Falefou, antusiasme yang tinggi dari komunitas kecil ini terhadap visa iklim Australia mengejutkan banyak pihak. Komunitas Tuvalu secara antusias menunggu untuk mengetahui siapa yang akan menjadi kelompok migran iklim pertama dari negara mereka.

Tuvalu, yang merupakan negara berpenduduk sekitar 11.000 orang dan terdiri dari sembilan atol kecil yang tersebar di Samudra Pasifik antara Australia dan Hawaii, dikenal sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kenaikan permukaan laut yang semakin cepat akibat pemanasan global dapat menyebabkan negara ini tenggelam seluruhnya pada akhir abad ini. Dalam proyeksi ilmuwan NASA, hingga tahun 2050, setengah dari atol utama Funafuti – rumah bagi sekitar 60% populasi Tuvalu – diperkirakan akan terendam setiap hari akibat pasang laut, jika kenaikan permukaan laut mencapai 1 meter. Dalam skenario terburuk, yaitu kenaikan 2 meter, 90% wilayah Funafuti akan tenggelam.

Rata-rata ketinggian daratan di Tuvalu hanya sekitar 2 meter di atas permukaan laut, dan selama tiga dekade terakhir, permukaan laut di wilayah ini telah naik sekitar 15 sentimeter, atau satu setengah kali lebih cepat dari rata-rata global. Pemerintah Tuvalu telah berupaya mengantisipasi krisis ini dengan membangun 7 hektar daratan buatan dan merencanakan ekspansi lebih lanjut dengan harapan dapat bertahan hingga tahun 2100.

Dalam kerangka perjanjian iklim dan keamanan bilateral antara Australia dan Tuvalu yang ditandatangani pada 2023 – dikenal sebagai Falepili Union Treaty – Australia membuka program visa khusus bagi warga Tuvalu yang terdampak perubahan iklim. Program visa ini memberikan hak bagi warga Tuvalu untuk tinggal, bekerja, dan belajar di Australia, serta akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan setara dengan warga negara Australia.

Program visa ini resmi dibuka bulan ini, dan hingga akhir Juni telah terdapat 1.124 aplikasi individu yang diajukan, dengan total 4.052 orang jika termasuk anggota keluarga. Jumlah ini setara dengan lebih dari sepertiga populasi Tuvalu. Program visa tersebut dibatasi untuk seratus delapan puluh orang per tahun untuk mencegah migrasi massal penduduk berpendidikan dan tenaga kerja muda dari Tuvalu. Selain memberikan kesempatan bagi warga Tuvalu yang pindah ke Australia, program ini juga diharapkan membawa manfaat ekonomi tambahan bagi keluarga yang tetap tinggal di Tuvalu.

Source link