Peristiwa perampokan emas seberat 960 kg yang dilakukan oleh Kapten Hiroshi Nakamura terungkap karena ulah istrinya yang suka pamer. Kejadian ini terjadi pada masa kemerdekaan sekitar tahun 1946 dan dikenal sebagai Peristiwa Nakamura. Awal mula peristiwa bermula saat terdapat ratusan kilogram emas dan barang berharga lainnya di kantor pegadaian Jl. Kramat, Jakarta Pusat sebagai hasil kebijakan sentralisasi harta semasa pendudukan Jepang. Setelah Jepang hengkang, harta-harta tersebut menjadi terlantar dan memicu kebingungan di antara tentara Jepang yang ada di Indonesia.
Kapten Hiroshi Nakamura terprovokasi oleh situasi tersebut dan akhirnya melakukan tindakan kriminal berupa pencurian. Bersama istrinya, Carla Wolff, Nakamura berhasil merampok 960 kg emas senilai jutaan gulden. Namun, aksi kriminal mereka terungkap akibat gaya hidup Carla yang tiba-tiba berubah setelah memiliki harta tersebut. Hal ini membuat intelijen Belanda dan Inggris curiga dan menyelidiki asal-usul kekayaan Carla.
Akibat ulah Carla, kasus tersebut terbongkar oleh pemerintah Belanda yang saat itu menduduki Jakarta. Nakamura, Carla Wolff, serta atasan Nakamura, Kolonel Nomura Akira, semuanya ditahan dan dinyatakan bersalah. Meski demikian, sebagian besar emas yang dirampok tidak pernah ditemukan setelah kasus tersebut terungkap. Masing-masing dari mereka akhirnya divonis berdasarkan peran mereka dalam perampokan tersebut. Kini keberadaan sisa emas tersebut masih menjadi misteri, sebab tak ada yang tahu di mana emas itu disimpan setelah kasus terkuak.