Puncaknya La Nina: Warga RI Siaga Hadapi Kemarau!

by -14 Views

Anomali iklim La Nina telah berakhir di Indonesia, seperti diumumkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada pertengahan bulan Maret 2025. Berdasarkan monitoring indeks IOD dan ENSO, pada Dasarian I Maret 2025, IOD berada pada kategori Netral dengan indeks-0.31. Diprediksi bahwa fase IOD Netral akan berlangsung hingga semester kedua tahun 2025. Sementara itu, anomali SST di Nino 3.4 menunjukkan indeks sebesar 0.30, menandakan kondisi ENSO Netral yang diperkirakan akan tetap Netral hingga semester kedua tahun 2025.

Dalam perkembangan ini, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa musim kemarau akan normal setelah berakhirnya La Nina. Proses musim kemarau di Indonesia diprediksi akan dimulai secara bertahap mulai Maret hingga April mendatang, dengan beberapa wilayah tertentu akan terpengaruh. Awal musim kemarau terkait dengan peralihan angin monsun Asia dan angin daratan menuju angin monsun Australia yang aktif.

Kemudian pada bulan April, wilayah-wilayah seperti Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur diprediksi akan masuk musim kemarau. Kemudian pada bulan Mei, musim kemarau diharapkan akan meluas ke sebagian kecil Sumatra, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua bagian Selatan.

Dalam hal ini, Dwikorita juga memberikan saran kepada sektor pertanian untuk dapat menyesuaikan jadwal tanam mengikuti musim kemarau yang diperkirakan. Menyesuaikan varietas tahan kekeringan dan mengoptimalkan pengelolaan air di daerah-daerah dengan musim kemarau yang lebih ekstrem dari biasanya.

Selain itu, wilayah yang potensial mengalami musim kemarau basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian. Para pemangku kepentingan di sektor kebencanaan diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah yang rawan dengan musim kemarau yang diprediksi bercurah hujan Normal atau Bawah Normal.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini diprediksi normal tanpa pengaruh kuat dari iklim laut seperti ENSO dan IOD. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan adanya hujan pada beberapa wilayah Indonesia yang memiliki sifat musim kemarau di atas normal dan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

Source link