“Analisis: Warga Kaya RI Berpesta, Si Miskin Menderita”

by -37 Views

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data terkini mengenai gini ratio di Indonesia. Menurut BPS, gini ratio pada bulan September 2024 mencapai 0,381, mengalami kenaikan dari bulan Maret 2024 yang sebesar 0,379. Hal ini menandakan bahwa jurang ketimpangan antara orang kaya dan miskin di Indonesia semakin melebar. Lebih detail, gini ratio di daerah perdesaan mencapai 0,308 atau naik 0,002 poin dari sebelumnya, sementara di perkotaan naik menjadi 0,402. Provinsi dengan tingkat ketimpangan tertinggi adalah DKI Jakarta dengan gini ratio 0,431, sedangkan yang terendah adalah Bangka Belitung dengan angka 0,235.

Selain itu, angka garis kemiskinan di Indonesia juga mengalami kenaikan sesuai data terbaru BPS per bulan September 2024. Nilai garis kemiskinan terbaru sebesar Rp 595.242 per kapita per bulan, naik 2,11% dari catatan sebelumnya di bulan Maret 2024. Garis kemiskinan didefinisikan oleh BPS sebagai nilai minimum pengeluaran untuk kebutuhan makanan dan non-makanan agar tidak dikategorikan sebagai penduduk miskin. Angka garis kemiskinan di perkotaan pada bulan September 2024 adalah Rp 615.763, sedangkan di perdesaan adalah Rp 566.655.

Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan adalah beras, diikuti oleh rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sementara itu, komoditas non-makanan yang memberikan sumbangan terbesar adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, perawatan kulit, dan kesehatan. Persentase penduduk miskin di bulan September 2024 mencapai 8,57%, mengalami penurunan dari periode sebelumnya. Jumlah penduduk miskin pada bulan tersebut adalah 24,06 juta orang, mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.