Israel Mengonfirmasi Serangan Udara di Situs Senjata Kimia dan Roket Jarak Jauh di Suriah, sebuah tindakan yang diambil untuk mencegah senjata tersebut jatuh ke tangan aktor ekstremis setelah keruntuhan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Pemberontak Suriah berhasil mencapai Damaskus akhir pekan lalu, menggulingkan pemerintahan Assad setelah hampir 14 tahun perang saudara. Meskipun membawa harapan baru bagi masa depan Suriah, kekhawatiran tentang kekosongan keamanan juga muncul di tengah-tengah negara yang terpecah oleh kelompok bersenjata.
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, dengan fokus utama pada situs militer terkait dengan Iran dan Hizbullah. Serangan terjadi di dekat bandara militer Mezzeh, barat daya ibu kota Suriah, dan Israel juga menyatakan sementara menguasai zona penyangga sesuai dengan perjanjian 1974. Kejatuhan Assad, sekutu utama Iran dan Hizbullah, disambut sebagai perkembangan positif oleh Israel namun tetap waspada terhadap ketidakstabilan politik di Suriah.
Situs senjata kimia Suriah dianggap sebagai perhatian utama, meski Suriah sepakat menyerahkan stok senjata kimianya pada 2013 setelah serangan mematikan di Damaskus. Namun, negara tersebut masih dituduh menggunakan senjata kimia dalam konflik berikutnya. Israel terus menjaga keamanan warganya sebagai prioritas utama dalam menghadapi perkembangan di Suriah, tetap melakukan serangan udara untuk mencegah senjata strategis jatuh ke tangan ekstremis.
