Presiden Suriah, Bashar al-Assad, telah digulingkan dari jabatannya setelah 13 tahun berkuasa. Pasukan pemberontak Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus, dan Assad kabur ke Rusia untuk mencari suaka. Reaksi dan euforia di Suriah merayakan kejatuhan rezim Assad setelah 50 tahun memerintah dengan tangan besi. Qatar dan Turki juga merespons kejatuhan Assad dengan menyatakan dukungan untuk membangun kembali Suriah. Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap target ISIS di Suriah untuk mencegah kelompok bersenjata memanfaatkan situasi politik yang rapuh. Iran berusaha mempertahankan pengaruhnya di Suriah dengan membuka jalur diplomasi dengan kelompok-kelompok baru. Di sisi lain, Israel berniat merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah setelah kejatuhan Assad. Perang saudara di Suriah, yang dimulai pada tahun 2011, telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan mengakibatkan jutaan orang mengungsi. Seluruh negara dan kelompok terlibat dalam upaya untuk membangun kembali Suriah dengan pemerintahan baru yang inklusif dan stabil.