Jokowi Mendorong Negara Maju untuk Memenuhi Janji US$ 100 M demi Transisi Energi

by -266 Views

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, secara resmi membuka Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (30/11/2023) pukul 11.00 waktu UEA. Dalam pidato kuncinya, Siti Nurbaya menekankan pentingnya sektor energi dan memprioritaskannya dalam agenda COP28 untuk didiskusikan di Paviliun Indonesia.

Indonesia bersama dengan International Partner Group (IPG) telah menginisiasi perjanjian internasional (tidak mengikat) tentang Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan pada masa Presidensi G20 November 2022. IPG dipimpin oleh AS dan Jepang, dengan anggota Kanada, Denmark, UE, Perancis, Italia, Norwegia, dan Inggris.

Siti Nurbaya menyebutkan bahwa implementasi JETP memproyeksikan sekitar US$ 20 miliar kemitraan publik-swasta dengan pendanaan investasi campuran khususnya untuk mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.

Selain itu, mobilisasi keuangan sedang berlangsung selama tiga sampai lima tahun dengan memperkenalkan Indonesia Country Platform sebagai mekanisme keuangan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara dan untuk investasi baru pada energi terbarukan.

Siti juga menekankan bahwa hasil penting dalam bidang iklim yang dicapai oleh Indonesia menunjukkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam bidang iklim didasarkan pada kepemimpinan yang memberi contoh. Bukan sekadar klaim, janji, atau komitmen di atas kertas.

Presiden Joko Widodo secara konsisten menekankan pentingnya mewujudkan janji US$ 100 miliar yang dibuat oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang, yang masih belum pasti hingga COP28. Pemenuhan janji ini sangatlah penting, terutama untuk transisi energi dan aksi iklim besar lainnya.