Israel Melanggar Gencatan Senjata, Upaya Qatar Tidak Berhasil

by -170 Views
Israel Melanggar Gencatan Senjata, Upaya Qatar Tidak Berhasil

Qatar sebagai Mediator Gencatan Senjata Israel-Hamas, Tanggung Jawab Israel Dipertanyakan

Jakarta, CNBC Indonesia – Qatar memegang peranan penting dalam kesepakatan gencatan senjata sementara selama 4 hari antara Israel dan Milisi Gaza Palestina atau Hamas.

Mengutip CNN International, mediasi kedua negara diprakarsai oleh Qatar. Doha mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui jeda kemanusiaan di Gaza yang akan berlaku setidaknya selama empat hari.

Mediasi yang dilakukan Qatar ini bukanlah yang pertama kalinya, Qatar sendiri sudah seringkali menjadi mediator konflik, tak hanya yang berhubungan dengan Israel-Hamas namun juga konflik Timur Tengah lainnya. Negara ini telah aktif di Ukraina, Lebanon, Sudan, Iran, dan Afghanistan, dalam proses menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan Taliban.

Para pengamat mengatakan Qatar mengambil peran ini karena sebagai negara kecil namun sangat kaya, yang dibangun dengan pasokan gas cair dalam jumlah besar. Maka dari itu, Qatar perlu menjadikan dirinya sangat diperlukan oleh komunitas internasional dan dilindungi dari intervensi yang tidak diinginkan oleh tetangganya yang lebih besar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

“Boikot terhadap Qatar pada tahun 2017-2021 yang dipimpin oleh Arab Saudi menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki alasan kuat untuk merasa takut,” lapor The Guardian, dikutip Sabtu (25/11/2023).

Qatar tidak mendukung serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober namun mengatakan, tanggung jawab ada di tangan Israel karena pendudukan tersebut. Pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Doha menuduh Israel melakukan genosida, pelanggaran terhadap konvensi Jenewa, dan pembantaian.

“Di sisi lain, Qatar telah berusaha mempengaruhi Iran agar tidak meningkatkan konflik Israell-Hamas. Jika ada kesamaan antara Qatar dan Iran, maka hal tersebut adalah deeskalasi,” tambah Wintour.

Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas

Adapun isi kesepakatan dalam gencatan sementara tersebut, Hamas akan membebaskan 50 sandera, rata-rata perempuan dan anak.

Melalui sebuah pernyataan resmi, pemerintah Israel juga menyatakan kemungkinan gencatan senjata akan diperpanjang. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari lagi.

“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Malam ini, mereka menyetujui usulan kesepakatan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini,” kata pemerintah, dimuat Reuters.

Di sisi lain, Hamas juga mengeluarkan hasil kesepakatannya dengan Israel terkait gencatan senjata sementara ini. Selain penghentian serangan, Hamas dan Israel menyepakati masuknya bantuan medis dan makanan ke Gaza serta keamanan di jalan protokol Salah Al Deen.

“Selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza,” jelas Hamas dalam akun Telegram resmi kelompok itu.

Israel Tembak Warga Palestina di Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas tadinya disepakati mulai Kamis (23/11), lantas ditunda menjadi Jumat (24/11) kemarin. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan fakta berbeda.

Sebagian besar pengungsi yang berusaha kembali ke rumah mereka di Gaza Utara ditembak oleh pasukan Israel. Insiden itu terekam dalam sebuah video yang dibagikan Al Jazeera.

Warga Palestina tampak berlarian menghindari tembakan dari pasukan Israel. Sebelum pemberlakuan gencatan senjata, Israel telah menyebar pemberitahuan bahwa warga Palestina dilarang kembali ke area Gaza Utara.

Pasukan Israel berdalih bahwa wilayah itu adalah zona pertempuran, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (25/11/2023).

Setidaknya dua warga Palestina dilaporkan tewas dalam aksi penembakan pasukan Israel. 11 orang lainnya luka-luka saat mereka berupaya memasuki Gaza Utara.

Militer AS mengungkapkan kecurigaan bahwa kelompok Hamas akan mencoba mendorong warga sipil untuk kembali ke Gaza Utara. Mereka lantas merespons kedatangan para warga Palestina dengan tembakan yang seharusnya dilarang berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Qatar.

Juru bicara militer Israel, Avicay Adraee, merilis pernyataan dalam bahasa Arab di akun X.

“Pergerakan penduduk dari wilayah selatan Gaza ke utara tidak diizinkan dengan cara apa pun. Hanya boleh dari utara ke selatan,” tertulis dalam pernyataan tersebut.

Ia meminta warga Gaza untuk tidak mendekati pasukan militer Israel dan wilayah utara Gaza. Adraee juga meminta warga Gaza memanfaatkan waktu yang ada Manfaatkan waktu yang ada untuk menyelesaikan urusan mereka.

Ia juga menegaskan bahwa perang belum berakhir.

(Gambas:Video CNBC)

Artikel Selanjutnya
Gaza Lumpuh Total, Israel Bombardir Tanpa Ampun
(fab/fab)