Menteri Perindustrian Membuka-buka Alasan Penurunan Ekspor Pati Sagu Indonesia dibandingkan dengan Malaysia

by -97 Views

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita merasa senang dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui [pemberian izin](https://cnbcindonesia.com/news/20240619202909-8-547633/video-malaysia-bakal-gabung-geng-dagang-brics-ini-alasannya). Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita blak-blakan alasan Indonesia ekspor pati atau sagu RI kalah dari Malaysia. Hal ini disebabkan adanya modus yang terjadi.

“Kalah (ekspor) dari Malaysia ini ada banyak alasan. Salah satu alasan yang merupakan modus yang harus kita carikan jalan keluar solusinya,” kata Agus Gumiwang, di saat ditemui di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (29/7/2024).

Agus Gumiwang menjelaskan, modus ini terjadi karena suplai ilegal yang tidak tercatat ke Malaysia dari Indonesia. Namun diolah dan dijual kembali atas nama Malaysia.

“Jadi mereka masukin sagu dari Indonesia ke Malaysia. Di Malaysia mereka olah-olah sedikit dan ekspor atas nama Malaysia. Ini salah kendala yang saya pelajari, kenapa Malaysia lebih tinggi nilai ekspornya dari Indonesia,” katanya.

“Tapi yang saya sampaikan nilai ekspor pati, artinya sudah ada pengolahan. Jadi sagu datang dari Indonesia, diolah di Malaysia dia ekspor,” sambungnya.

Menurut Politisi Partai Golkar ini nilai ekspor pati dari Malaysia masih rendah meski menjadi yang nomor satu di dunia. Namun jika terus berkembang tentu akan membuat Indonesia akan terlambat.

“Sekarang sih gak terlalu signifikan, karena angkanya masih kecil, tapi once kita lihat angkanya besar kita terlambat ya,” jelasnya.

Sebelumnya, dalam acara Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta (29/7/2024), Agus Gumiwang mengatakan lahan sagu Indonesia berpotensi menjadi yang terbesar di dunia, namun nilai ekspor masih kalah dari Malaysia.

“Lahan sagu di Indonesia hampir 85% (ada di Indonesia) tapi pemasok pati sagu di dunia terbesar berasal dari Malaysia. Ini suatu hal yang aneh,” katanya dalam sambutan.

Ia menjabarkan nilai ekspor pati sagu Malaysia mencapai US$ 15 juta, sedangkan Indonesia hanya US$ 9 juta. Padahal luas lahan pemanfaatan RI untuk penanaman sagu lebih besar dari Malaysia.

Dari catatannya total lahan sagu di seluruh dunia mencapai 6,5 juta hektare. Sekitar 5,5 juta hektare atau 85%-nya berada di Indonesia. Namun menurut Agus mengutip data statistik perkebunan Kementerian Pertanian 2022 area penanaman sagu yang dimanfaatkan hanya 4% atau seluas 212.468 hektare dengan total produksi sagu 385.905 ton.