Pria China Cari Istri Pakai Calo: Fenomena Berbahaya

by -59 Views

Terdapat penurunan signifikan dalam jumlah pernikahan di China pada tahun 2024. Data menunjukkan penurunan sebanyak 1,5 juta pendaftaran pernikahan dalam satu tahun. Hal ini menjadi perhatian utama karena puluhan juta pria di China menghadapi kesulitan untuk menikah dan mulai menggunakan jasa calo. Menurut Peneliti Studi Asia Timur Divisi Sejarah Universitas Lund, Ming Gao, penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti tekanan ekonomi yang meningkat, perubahan sikap sosial terhadap pernikahan, dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi di kalangan wanita Tionghoa perkotaan. Wanita tersebut semakin menolak ekspektasi gender tradisional yang menekankan pernikahan dan keharusan untuk memiliki anak.

Selain itu, biaya hidup yang semakin tinggi juga menjadi faktor penurunannya. China saat ini sedang berjuang melawan ketidakseimbangan gender yang sudah berlangsung lama, terutama akibat kebijakan satu anak dan preferensi budaya terhadap anak laki-laki. Fenomena ini terlihat pada generasi yang lahir pada tahun 1980-an, dimana teknologi USG mulai digunakan secara luas dan orang tua dapat memilih untuk menggugurkan kandungan jika anak yang dikandung berjenis kelamin perempuan.

Pria yang belum menikah di China juga mengalami kesulitan dalam menemukan pasangan hidup sehingga menyebabkan peningkatan praktik pernikahan ilegal dan pembelian pengantin asing. Human Right Watch mencatat bahwa wanita dan anak perempuan dari negara tetangga seringkali menjadi korban calo yang menawarkan pekerjaan namun menjual mereka ke China. Mereka dijual dengan harga tertentu kepada pria China yang kesulitan menemukan pasangan hidup. Itulah sebabnya, fenomena ini menjadi isu serius yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah China.

Source link