Beras adalah salah satu bahan pokok yang kerap menjadi pembicaraan hangat belakangan ini. Mulai dari kekosongan stok di ritel modern hingga lonjakan harga beras, menjadi sorotan utama. Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk mengenal jenis-jenis beras yang beredar di pasaran beserta harganya. Salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dengan harga terjangkau. Program intervensi dan stabilisasi harga pangan dari pemerintah ini memberikan akses harga yang ramah di kantong, dengan kisaran harga antara Rp62.500 untuk 5 kg atau HET Rp12.500 per kg.
Selain itu, beras premium juga menjadi pilihan alternative dengan harga yang sesuai aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Rp74.500 per 5 kg. Meskipun stok di ritel modern terbatas belakangan ini, masyarakat bisa mencari pasokan di pasar tradisional dengan kisaran harga yang lebih bervariasi. Berbagai jenis beras, mulai dari medium hingga premium, tersedia dengan harga yang berbeda-beda, sesuai dengan preferensi dan kemampuan belanja masing-masing. Untuk beras khusus seperti Topi Koki Kristal, Heritage, atau Pandan Wangi yang memiliki harga di atas HET, perlu diingat bahwa hal ini bukan termasuk dalam kategori beras premium.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan perbedaan antara beras khusus dan beras premium. Kompensasi harga yang lebih tinggi pada beras khusus seringkali dikarenakan tambahan fortifikasi atau zat gizi, yang menjadikan harga per kg lebih tinggi. Meskipun harga beras saat ini mengalami kenaikan karena harga gabah kering panen yang juga melonjak, pembeli diimbau untuk memahami perbedaan dan aturan yang berlaku dalam pembelian beras. Seiring dengan kenaikan harga beras, pilihan dan pengetahuan masyarakat mengenai jenis beras yang tersedia di pasaran menjadi hal yang cukup penting.
