Defisit Transaksi Berjalan RI Meningkat Menjadi US$3 M di Kuartal II

by -32 Views

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan tetap rendah pada kuartal II-2025, meskipun terjadi perlambatan ekonomi global dan harga komoditas. Defisit tersebut sebesar US$ 3,0 miliar atau sekitar 0,8% dari PDB. Jauh lebih tinggi dari defisit US$ 0,2 miliar (0,1% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada periode tersebut mencatat defisit US$ 6,7 miliar, dengan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi mencapai US$ 152,6 miliar.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, posisi cadangan devisa tersebut masih di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Meskipun demikian, transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Investasi langsung mengalami peningkatan, menunjukkan bahwa investor masih melihat prospek perekonomian dan iklim investasi domestik secara positif.

Namun, investasi portofolio mengalami defisit karena aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang domestik. Investasi lainnya mencatat surplus, terutama dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta. Sehingga, transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2025 mencatat defisit sebesar US$ 5,2 miliar.

Bank Indonesia akan terus menganalisis dinamika ekonomi global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus menguatkan respons kebijakan yang sinergis dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Diprediksi bahwa kinerja NPI tahun 2025 akan tetap sehat dengan menopang surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan rendah di kisaran 0,5% hingga 1,3% dari PDB. Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing yang sejalan dengan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

Source link