Kekacauan besar terjadi di Los Angeles setelah protes terhadap penggerebekan imigrasi oleh otoritas federal. Presiden Donald Trump mengumumkan pengerahan 2.000 pasukan Garda Nasional untuk meredam situasi yang memanas. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa pasukan aktif siap dikerahkan jika kekerasan terus berlanjut, dengan Marinir di Camp Pendleton dalam status siaga tinggi.
Protes tersebut terjadi di wilayah Paramount, Los Angeles tenggara, dengan beberapa demonstran yang mengibarkan bendera Meksiko. Selain itu, aksi lain di pusat kota Los Angeles diikuti oleh sekitar 60 orang yang memprotes dengan slogan “ICE out of L.A.!” Trump menandatangani memorandum presiden untuk pengerahan Garda Nasional guna menangani “ketidaktertiban yang dibiarkan tumbuh” di Los Angeles, menurut pernyataan Gedung Putih.
Gubernur California Gavin Newsom mengecam tindakan Trump dan menilai pengerahan pasukan sebagai provokasi. Dia menyerukan warga agar tetap menyuarakan pendapat secara damai. Wakil Presiden JD Vance menyebut para demonstran sebagai “pemberontak” yang menyerang petugas imigrasi. Ada kekhawatiran bahwa kekerasan dan kerusuhan semakin memperdalam jurang politik antara negara bagian dan pemerintah pusat.
Penasihat senior Gedung Putih, Stephen Miller, menyebut protes tersebut sebagai “pemberontakan kekerasan” meskipun belum diterapkan Undang-Undang Pemberontakan. Undang-Undang Tahun 1807 memungkinkan presiden mengerahkan militer untuk menanggulangi kekacauan sipil. Tidak ada tanggapan resmi dari ICE, DHS, dan Kepolisian Los Angeles mengenai protes maupun kemungkinan penggerebekan baru, namun tayangan televisi memperlihatkan kendaraan militer dan van penuh agen berseragam federal melintasi jalanan kota.
Protes ini terjadi setelah ICE menangkap sedikitnya 44 orang atas dugaan pelanggaran imigrasi. Trump berjanji untuk meningkatkan deportasi migran dan memperketat perbatasan AS-Meksiko, namun kebijakan imigrasi yang kontroversial tersebut telah memicu protes dan gugatan hukum. Walikota Los Angeles Karen Bass mengecam keras operasi penggerebekan yang dinilai menebar teror di masyarakat.