Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6%. Menurut Purbaya, karakteristik setiap pemerintahan berbeda-beda. Dalam sejarah perkembangan ekonomi 20 tahun terakhir, terlihat perbedaan karakter antara pemerintahan SBY dan Jokowi. Pada masa SBY, tidak banyak infrastruktur dibangun namun pertumbuhan ekonomi hampir mencapai 6%. Berbeda dengan Jokowi yang membangun infrastruktur, namun pertumbuhannya hanya sekitar 5%.
Purbaya juga mencatat bahwa pada era SBY, pemerintah lebih mengandalkan sektor swasta, sementara pada masa Jokowi sektor swasta cenderung melambat. Hal ini terlihat dari data uang beredar M0 yang tumbuh dua digit di era SBY, disusul oleh pertumbuhan kredit hingga mencapai 20% yoy. Di lain pihak, pada masa Jokowi, pertumbuhan M0 hanya sekitar 10% yoy dan pertumbuhan kredit hanya sekitar 5% yoy.
Menurut Purbaya, jika mesin ekonomi hanya berjalan satu arah, pertumbuhan ekonomi akan sulit mencapai optimal. Oleh karena itu, saat ini pemerintah tengah berupaya menjalankan kebijakan fiskal dan moneter untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Dia juga menambahkan bahwa Indonesia telah melewati krisis terakhir akibat pandemi Covid-19, sehingga perekonomian mulai pulih dan sektor swasta diharapkan dapat tumbuh kembali. Purbaya juga menekankan bahwa dengan fundamental ekonomi yang baik, dukungan dari sektor fiskal dan moneter, serta kerja sama antara swasta dan pemerintah, pertumbuhan ekonomi sebesar 7-8% tidak akan terlalu sulit dicapai.