Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih minim di kancah kerja internasional. Dalam acara Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Sri Mulyani mencatat bahwa sedikit sekali warga Indonesia yang menduduki posisi penting di institusi keuangan Islam dunia, termasuk di Islamic Development Bank, meskipun Indonesia merupakan shareholder nomor tiga tertinggi di bank tersebut.
Menyoroti permasalahan ini, Sri Mulyani menekankan bahwa bukan hanya sekadar masalah kesempatan, tetapi juga tentang kualitas SDM Indonesia dalam bersaing secara global. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan, menurut Sri Mulyani, antara lain kompetensi teknis, kemampuan berbahasa Arab, dan jaringan internasional yang kurang kuat.
Dalam perbandingan dengan negara lain yang mampu menempatkan warganya di posisi strategis di Islamic Development Bank tanpa harus fasih berbahasa Arab, Sri Mulyani menyadari bahwa banyak warga Indonesia memiliki tantangan dalam hal tersebut. Namun, ia juga menunjukkan bahwa banyak posisi senior di forum-forum dunia diisi oleh individu dari Pakistan dan India, meskipun tidak semua memiliki kemampuan berbahasa Arab.
Maka dari itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya untuk memperbaiki berbagai aspek yang menjadi hambatan bagi SDM Indonesia untuk berkembang dan bersaing di tingkat internasional, agar mampu duduk di posisi senior management yang strategis. Itu menjadi tugas bersama bagi semua pihak untuk terus mengembangkan kompetensi, keterampilan berbahasa, dan jaringan, sehingga SDM Indonesia dapat diperhitungkan di kancah global.