Kepala Ekonom J.P. Morgan, Bruce Kasman, mengungkapkan bahwa ada kemungkinan sebesar 40% terjadinya resesi di Amerika Serikat tahun ini. Kasman juga menyoroti risiko ‘kerusakan’ terhadap posisi AS sebagai tujuan investasi yang signifikan. Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang ekonomi AS, proyeksi J.P. Morgan menunjukkan potensi risiko resesi sebesar 40%, yang meningkat dari proyeksi sebelumnya sekitar 30% pada awal tahun. Sementara itu, pertumbuhan PDB AS diproyeksikan hanya sebesar 2% pada tahun ini.
Dampak dari kekhawatiran tersebut juga terlihat dari penurunan saham di AS belakangan ini, dimana investor semakin khawatir bahwa kebijakan tarif impor yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, survei yang dilakukan kepada 95% ekonom di Kanada, Meksiko, dan AS menunjukkan bahwa risiko resesi dalam ekonomi mereka semakin meningkat akibat kebijakan tarif tersebut.
Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB AS mereka masing-masing menjadi 1,7% dan 1,5% tahun ini. Kasman menekankan bahwa jika tarif impor yang diancamkan Trump diterapkan mulai bulan April, risiko resesi dapat meningkat menjadi 50% atau lebih. Selain itu, kebijakan pemerintah yang tidak merujuk pada kepentingan bisnis, serta ketidakpastian terhadap gaya pemerintahan, juga dapat merusak kepercayaan investor terhadap aset AS yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Dalam situasi ketidakpastian ini, Kasman percaya bahwa kebijakan seperti pemangkasan anggaran pemerintah dan langkah-langkah yang diambil oleh AS di arena global dapat membahayakan kestabilan ekonomi negara tersebut. Hal-hal ini merupakan bagian dari risiko dalam proyeksi tahun ini yang, menurut Kasman, belum sepenuhnya tercermin dalam penilaian pasar.