Hubungan ekonomi antar negara saat ini sedang mengalami periode “War Game” yang disinyalir oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Perang tarif perdagangan dan kebijakan unilateralisme yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mulai menyebabkan gejolak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kebijakan eksekutif yang diterapkan oleh Trump sejak menjabat pada tahun 2025 telah membawa konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti masalah kurs, hambatan investasi, dan kerusakan rantai pasok global.
Presiden AS mengubah prinsip hubungan internasional dari multilateralisme menjadi unilateralisme, di mana tindakan sepihak diambil tanpa mempertimbangkan kepentingan negara lain. Situasi ini menjadi tantangan global bagi pelaku ekonomi, termasuk Indonesia. Dampak dari kebijakan “war game” Trump antara lain pengenaan tarif perdagangan tambahan untuk negara-negara mitra dagang, termasuk China, Meksiko, Vietnam, dan Indonesia.
Selain itu, penerimaan pajak Indonesia mengalami penurunan signifikan hingga 30%, menyebabkan defisit APBN mencapai Rp31,2 triliun per Februari 2025. Fenomena “war game” ini juga mempengaruhi hubungan pertemanan antar negara, seperti hubungan bilateral antara AS dengan Kanada dan Meksiko.
Tatanan ekonomi global saat ini mengalami perubahan yang signifikan, dikenal sebagai The New Economic Order. Hal ini terjadi setelah Presiden Trump memimpin AS untuk periode kedua, di mana aksi sepihak dan kebijakan unilateralisme menjadi dominan dalam hubungan antar negara. Kondisi ini mengubah fondasi ekonomi global dari multilateral menjadi unilateral, mempengaruhi interaksi ekonomi dan perdagangan antar negara.
Dengan adanya perubahan signifikan dalam tatanan ekonomi global dan dampak dari kebijakan “war game” yang diterapkan oleh Trump, Sri Mulyani dan pihak terkait mengungkapkan kekhawatiran atas masa depan ekonomi dunia serta Indonesia. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks ini.
