China Tebar Subsidi Konsumsi Rp675 Triliun: Warga Malas Belanja

by -9 Views

China terus menggenjot konsumsi domestik sebagai strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman deflasi. Pemerintah baru saja mengumumkan peningkatan subsidi program tukar tambah barang konsumsi menjadi 300 miliar yuan atau sekitar Rp675 triliun pada tahun 2025, dua kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya yang hanya mencapai 150 miliar yuan atau sekitar Rp337,5 triliun. Langkah ini dianggap sebagai upaya serius untuk meningkatkan belanja konsumen, terutama pada produk tertentu seperti smartphone kelas menengah dan peralatan rumah tangga. Subsidi yang diberikan berkisar antara 15% hingga 20% dari harga pembelian produk yang memenuhi syarat. Menurut Jacob Cooke, CEO WPIC Marketing + Technologies, subsidi yang lebih besar ini diperkirakan akan berdampak positif terhadap penjualan ritel, serupa dengan kenaikan penjualan e-commerce yang terjadi pada akhir tahun lalu. Cooke meyakini bahwa kebijakan serupa akan terus berlanjut sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi China yang ambisius sebesar 5%. Prioritas utama pemerintah adalah konsumsi, yang mencerminkan kesadaran Beijing akan pentingnya permintaan domestik di tengah ketidaktentuan ekonomi global. Meskipun langkah-langkah subsidi menjanjikan, tantangan ekonomi tetap ada. Data resmi menunjukkan China mengalami deflasi Februari 2024, yang menjadi indikator bahwa permintaan domestik masih lemah. Pemerintah telah menetapkan empat langkah utama untuk mengatasi tekanan harga yang rendah, termasuk memperluas dukungan fiskal dan meningkatkan konsumsi. Pemerintah juga akan fokus pada sektor properti dan stabilitas pasar properti sebagai elemen kunci dalam kebijakan ekonomi. Beijing juga mengumumkan peningkatan defisit fiskal menjadi 4% dan merilis rencana implementasi untuk meningkatkan sejumlah sektor konsumsi dalam negeri. Dampak dari subsidi yang lebih besar sudah mulai terlihat dengan lonjakan penjualan ritel dari program subsidi sebelumnya. Tantangan dan dampak dari kebijakan fiskal dan dukungan pemerintah juga diharapkan memberikan dorongan pada pertumbuhan konsumsi domestik di China.

Source link