NATO terancam “mati” menjadi sorotan utama di Eropa selama pertemuan antara AS dan Rusia di Arab Saudi. Pertemuan ini hanya melibatkan menteri luar negeri AS dan Rusia tanpa melibatkan negara-negara Eropa, sekutu dekat Washington. Pembicaraan ini menjadi perhatian setelah muncul tanda-tanda kepergian AS dari NATO, dengan Wakil Presiden AS JD Vance yang menyerang Eropa dalam pidatonya di MSC. Trump sejak terpilih telah mengancam akan meninggalkan NATO, mengatakan bahwa sekutu AS tidak membayar cukup untuk pertahanan mereka.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyatakan bahwa hubungan transatlantik, aliansi NATO, dan persahabatan dengan AS telah memasuki fase baru. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky juga menegaskan bahwa aliansi transatlantik sudah berakhir berdasarkan pernyataan Vance.
Dalam tulisannya, penulis Stephen Pollard mengatakan bahwa NATO sekarang secara efektif tidak lagi menjadi kekuatan serius untuk pertahanan dan pencegahan. Putin dianggap sebagai pemenang dalam situasi ini, dengan invasi Rusia ke Ukraina yang menunjukkan ketidakmampuan Eropa dan AS dalam menanggapi. Pollard juga menyoroti rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang dianggap sebagai “penyerahan diri” kepada Putin.
Kesalahan Trump dalam merencanakan keamanan Eropa juga disoroti dalam tulisan tersebut, dengan NATO dianggap telah “mati” sebagai kekuatan serius untuk pertahanan dan pencegahan. Respons minim dari Eropa dan argumen yang tidak mengena dinilai sebagai penyebab kelemahan aliansi Barat dalam menanggapi ancaman Putin.