Sejumlah warga Palestina mulai mengutarakan keberatannya terhadap wacana relokasi yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Mereka bersikeras untuk tetap mempertahankan tanah kelahiran mereka di bawah pendudukan sekutu AS, yaitu Israel. Trump mengusulkan agar warga Palestina di Gaza dipindahkan ke negara tetangga Yordania dan Mesir demi alasan keamanan wilayah tersebut. Namun, banyak kritikus menentang usulan tersebut, menganggapnya sebagai ajakan pemindahan massal.
Warga Gaza menegaskan bahwa mereka tidak akan pergi dari tanah air mereka meskipun menghadapi kekalutan dan penghancuran yang merambat. Saqr Maqdad dari Gaza Utara menyoroti bahwa tanah Palestina memiliki banyak kenangan berharga bagi mereka, sehingga mereka bertekad untuk bertahan di sana. Di Gaza Selatan, Abu Suleiman Zawaraa juga menegaskan bahwa masyarakat Gaza tidak akan meninggalkan wilayah tersebut, meskipun harus hidup di tengah reruntuhan akibat operasi militer Israel.
Pertempuran di Gaza telah menelan korban yang tak tertandingi, dan infrastruktur wilayah tersebut mengalami kerusakan yang luar biasa. Namun, para warga Gaza bersatu dalam tekad untuk mempertahankan tanah air mereka, menolak untuk pindah walaupun harus menderita. Mereka menganggap Gaza sebagai rumah mereka yang tidak bisa mereka tinggalkan, meskipun pihak-pihak terkait perlu memberikan dukungan untuk membantu mereka bertahan dalam kondisi yang sulit. Ganar kemarin masih hidup dalam benak banyak warga Palestina, yang melekat kuat dalam hati dan tindakan mereka saat ini.