Israel berhasil merebut Gunung Hermon, puncak tertinggi di Suriah, dalam serangkaian operasi militer. Puncak ini memiliki nilai strategis yang tinggi karena letaknya yang menghadap Lebanon, Suriah, dan Israel. Direktur Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem (JISS), Efraim Inbar, menyatakan pentingnya puncak ini secara strategis. Israel juga telah merebut Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi strategis yang berbatasan dengan Gunung Hermon, pada perang tahun 1967. Meskipun Israel tidak berniat campur tangan dalam urusan internal Suriah, namun mereka melakukan langkah-langkah untuk mempertahankan keamanan mereka.
Tingginya Gunung Hermon, mencapai 2.814 meter, membuatnya menjadi puncak tertinggi di wilayah tersebut. Puncak ini memberikan kendali atas kaki bukit Suriah yang dapat mencapai ibu kota Suriah, Damaskus. Namun, pemimpin pemberontak Suriah dan beberapa negara tetangganya mengecam tindakan Israel ini. Mereka menganggap Israel melanggar “garis keterlibatan” dan menuntut agar pasukan Israel menarik diri dari Suriah.
Wakil Perdana Menteri Yordania, Ayman Safadi, juga mengecam Israel atas upayanya untuk memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Suriah. Safadi memperingatkan bahwa tindakan Israel ini bisa mengganggu stabilitas negara dan menyebabkan situasi yang tidak stabil. Peristiwa ini menunjukkan ketegangan yang terus berlanjut di kawasan tersebut.
