Badan Penyalur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan bahwa tren dunia saat ini menuju pada pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan. Di Indonesia, kolaborasi antara berbagai pihak diperlukan untuk mencapai program transisi energi. Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menyatakan pentingnya kerja sama dengan badan usaha dalam menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan. Dalam acara BPH Migas Awards 2024, Erika menekankan bahwa Indonesia perlu menerapkan kebijakan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak terkait untuk mengadopsi penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Program transisi energi di Indonesia merupakan perjalanan panjang yang akan mendukung tercapainya target swasembada energi sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. BPH Migas bertekad untuk meningkatkan pasokan energi, terutama sektor minyak bumi, guna mengurangi ketergantungan negara terhadap impor. Hal ini dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan produksi lifting minyak dan strategi pasokan energi dalam negeri.
Selain itu, aksesibilitas terhadap sumber energi dan pembangunan infrastruktur yang mendukung ketersediaan energi nasional juga menjadi perhatian utama BPH Migas. Dengan implementasi kebijakan yang tepat dan dukungan dari semua pihak terkait, hilirisasi gas bumi di Indonesia diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, BPH Migas bertanggung jawab atas pengaturan dan pengawasan distribusi BBM dan transportasi gas bumi melalui pipa di seluruh Indonesia. Dukungan dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan penting untuk memastikan bahwa bahan bakar minyak dan gas bumi yang disalurkan melalui pipa dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.