Rusia kembali melancarkan serangan udara skala besar ke Ukraina, Jumat (13/12/2024). Serangan itu ditujukan Moskow untuk melumpuhkan sistem kelistrikan negara milik Kyiv. Menurut Menteri Energi Ukraina seperti yang dikutip dari Associated Press, serangan besar tersebut memberikan ancaman besar bagi jaringan listrik Ukraina. Pekerja energi melakukan langkah-langkah untuk meminimalkan konsekuensi negatif tersebut, sambil berjanji untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang kerusakan setelah situasi keamanan memungkinkan.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan beberapa pesawat nirawak serang Rusia diluncurkan ke wilayahnya malam sebelumnya, dengan segerombolan rudal jelajah milik Moskow sebagai pendamping. Selain itu, Rusia juga dikabarkan menggunakan rudal balistik Kinzhal terhadap wilayah Barat Ukraina. Serangan ini adalah bagian dari serbuan Moskow yang menargetkan kapasitas pembangkit listrik Ukraina saat memasuki musim dingin.
Serangan besar yang serupa telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan lebih dari satu juta rumah tanpa pasokan listrik. Rusia juga menggunakan serangan ini sebagai upaya untuk melumpuhkan industri pertahanan Ukraina. Meskipun ada respons keras dari pihak Ukraina dan negara-negara Barat, Rusia terus membuat kemajuan di Ukraina Timur dan berupaya untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk.
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menarik perhatian negara-negara Barat, dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa memberikan bantuan besar kepada Ukraina dan memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Moskow. Serangan ini berkaitan dengan perjuangan Rusia untuk merebut wilayah Ukraina Timur atau Donbass dengan alasan-etnis mayoritas yang dihuni Rusia dan niat Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Meskipun upaya-upaya ini terus berlanjut, keadaan di medan perang Ukraina Timur masih belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.