Setelah Covid Selesai, Ternyata Masih Banyak Masalah Baru yang Muncul

by -54 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Permasalahan dunia nyatanya tidak sepenuhnya membaik setelah pandemi covid-19. Ada sejumlah masalah yang kemudian muncul dan membuat banyak negara mengalami tekanan berat.

“Masalah kita semakin kompleks,” ungkap Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Isa menjelaskan, empat tahun yang lalu dunia diserang pandemi covid-19. Semua menjadi lumpuh. Tidak ada aktivitas masyarakat, tidak ada ekonomi yang berputar. Semua negara hanya mampu bertahan dengan cara apa pun.

Kini masalah telah berganti. Bukan lagi pandemi covid-19 yang menjadi pusat perhatian, namun masih harus tetap menjadi sorotan berbagai pihak. Pertama adalah ketegangan geopolitik. Perang yang terjadi di Ukraina dan Gaza, serta ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, telah membawa dampak besar bagi dunia. Indonesia juga turut merasakan imbasnya.

“Kita harus lebih siap menghadapi tensi geopolitik yang terus menjadi perhatian global dan kita tidak bisa lepas dari hal tersebut,” tambahnya.

Permasalahan geopolitik tersebut telah membuat harga komoditas melonjak, terutama pada komoditas energi dan pangan. Di sisi lain, beberapa negara telah membatasi transaksi perdagangan dengan melarang ekspor komoditas tertentu. Dampaknya adalah meningkatnya tingkat inflasi.

Respons yang muncul adalah kenaikan suku bunga acuan, antara lain di AS dan negara maju lainnya, sehingga menimbulkan gejolak di pasar keuangan. Indonesia sendiri mengalami tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. “Jaraknya memang jauh, tapi dampaknya begitu langsung terasa pada perekonomian dan sosial ekonomi kita,” tegas Isa.

Hal lain yang harus diwaspadai adalah perubahan iklim. Gelombang panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir telah mengakibatkan dampak pada sisi kemanusiaan dan berbagai sektor ekonomi.

Isa juga menyebut permasalahan lainnya adalah digitalisasi. Niat baik untuk mendukung efisiensi nyatanya telah menimbulkan dampak negatif terhadap tenaga kerja dan penyebaran informasi yang salah.

“Ini merupakan tantangan baru yang kita hadapi. Dan intensitasnya semakin meningkat bukan berkurang atau teratasi,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Jokowi Blokir Rp 50 T Anggaran Kementerian 2024, Ini Rinciannya!

(rsa/mij)