Kepala Negara NATO Akan Bertemu Langsung dengan Putin, Apa yang Akan Terjadi?

by -184 Views
Kepala Negara NATO Akan Bertemu Langsung dengan Putin, Apa yang Akan Terjadi?

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal ini dikonfirmasi Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, Senin waktu setempat, dikutip Selasa (25/6/2024).

Keduanya akan bertemu di puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) bulan depan di ibu kota Kazakhstan. KTT SCO sendiri dijadwalkan berlangsung 3-4 Juli di Astana.

“Dalam beberapa hari mendatang, Tuan Presiden mungkin akan bertemu langsung dengan Tuan Putin di Kazakhstan,” kata Fidan dalam sebuah wawancara dengan Habertürk TV, dikutip Russia Today (RT).

Keduanya disebut akan membahas sejumlah isu seperti konflik Moskow dengan Rusia dan upaya untuk menjaga pengiriman gandum lewat Laut Hitam. Topik lain yang juga muncul adalah pendirian pusat perdagangan gas alam, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu di Türkiye, dan pemilihan umum di wilayah Kurdi di Suriah.

Erdogan juga dilaporkan akan mengundang Putin untuk kunjungan kenegaraan ke Ankara. Namun pembicaraan kepastiannya akan dilakukan setelah pertemuan di Kazakhstan.

“Kami menunggu Tuan Putin mengunjungi kami,” kata Fidan lagi.

“Presiden kita (Erdogan) sebelumnya memang mengundangnya (datang). Ada pembicaraan tentang kedatangannya kepada kami. Tapi pertama-tama, ada pemilu di Rusia, lalu kita menyelenggarakannya (pemilu juga). Mungkin dalam beberapa hari mendatang, para pemimpin akan membahas masalah ini lagi,” tambahnya.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Turki sendiri sebenarnya adalah bagian dari negara NATO, yang sebagian besar anggotanya panas dengan Rusia karena perang dengan Ukraina. Namun berbeda dengan keputusan sebagaian besar aliansi yang memusuhi Moskow, Ankara justru lebih betsahabat dengan Moskow.

Saat perang Rusia-Ukraina pecah di awal 2022, Turki menjadi perantara kesepakatan gandum keduanya. Di mana tercipta koridor kemanusiaan untuk ekspor pertanian Ukraina melalui Laut Hitam.

Moskow dan Kyv juga hampir menyelesaikan kesepakatan gandum baru pada bulan Maret 2023. Namun pembicaraan tiba-tiba terhenti karena janji awal yang menurut Rusia tak ditepati.

Pemerintahan Erdogan juga menjadi tuan rumah perundingan perdamaian Rusia-Ukraina pada 2022. Namun perundingan tersebut gagal.

Rencana pertemuan ini juga terjadi di sela-sela ditetapkannya kembali Putin sebagai presiden Rusia untuk ketiga kalinya. Awal pekan lalu, Putin juga mengunjungi dua negara Asia, Korea Utara (Korut) dan Vietnam.

Perjalanan ini diyakini sebagai upaya Putin menunjukan ke Barat bahwa Rusia tak terisolasi di tengah sanksi termasuk ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan sekutu. Kunjungan Putin, khususnya ke Vietnam membuat panas Washington yang kemudian mengirimkan diplomatnya ke Hanoi, tak lama setelah Putin datang, untuk menegaskan komitmen kedua negara.

Perlu diketahui SCO sendiri adalah organisasi antarbangsa di kawasan Asia yang beranggotakan China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Uzbekistan. Turki sendiri mencoba bergabung dengan SCO sejak 2022.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Putin Marah ke Eropa Soal Istilah ‘Russophobia’

(sef/sef)