Hizbullah Memotong Israel, AS Memulai Diplomasi

by -91 Views

Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung lebih dari tiga bulan dan terus meluas. Pada Sabtu (6/1/2024) lalu, pihak Lebanon menembak Israel dengan puluhan roket besar. Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengatakan bahwa mereka menyerang pos pengamatan penting Israel sebagai respons awal terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas.

Tegangan semakin meningkat sejak wakil pemimpin Hamas dibunuh oleh pesawat tak berawak di pinggiran Beirut, Lebanon, yang didukung oleh Iran. Sementara itu, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 22.600 orang dan menghancurkan daerah padat penduduk yang berpenduduk 2,3 juta orang.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mulai melakukan dorongan diplomatik baru untuk menghentikan konflik di Gaza agar tidak meluas ke Lebanon, Tepi Barat, dan jalur pelayaran Laut Merah.

Di sisi lain, Gaza dilanda kelaparan yang telah mencapai tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat. Bantuan kesehatan masyarakat juga semakin sulit karena terbatasnya fasilitas medis.

PBB juga memperingatkan bahwa Gaza telah menjadi “tidak dapat dihuni” karena serangan Israel yang telah menewaskan ribuan orang dan melukai puluhan ribu lainnya. Bahkan menurut Kementerian Kesehatan Gaza, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut hampir tidak berfungsi sejak pertengahan November.

Di samping itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin Turki dan Yunani. Tujuannya adalah untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah sejak perang Israel dengan Hamas dimulai pada bulan Oktober.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh mengatakan bahwa “masa depan Jalur Gaza ditentukan oleh rakyat Palestina, bukan Israel.” Hal ini merespon rencana pembangunan Gaza setelah perang yang diusulkan oleh pihak Israel.

Sumber : CNBC Indonesia