Konsumsi LPG 3 Kg Meningkat, Harganya Tetap Rp 20.000-an

by -96 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa realisasi konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) pada tahun 2023 telah mencapai 8,07 juta ton, melebihi kuota yang ditetapkan sebesar 8 juta ton. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers Rabu (03/01/2023).

“Prognosa untuk tahun 2024 ini konsumsi LPG bersubsidi 3 kg diperkirakan sebesar 8,03 juta ton,” kata Tutuka. Dia juga mengharapkan bahwa realisasi konsumsi LPG 3 kg pada tahun 2024 bisa lebih rendah lagi karena mulai diberlakukannya kewajiban pendaftaran bagi konsumen LPG 3 kg per 1 Januari 2024.

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, konsumsi LPG PSO atau LPG bersubsidi yakni LPG tabung 3 kg terpantau meningkat setidaknya 4,5% per tahun. Tutuka juga menyebutkan bahwa prognosa volume penyaluran LPG PSO tahun 2023 sebesar 8,22 juta ton, namun realisasinya diperkirakan bisa ditekan menjadi 8,07 juta ton dengan adanya Transformasi Pendistribusian LPG Tabung 3 Kg Tepat Sasaran. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang terus meningkat dari sekitar 3% di tahun 2021 menjadi sekitar 5% di tahun 2023 akibat terjadinya pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Realisasi LPG PSO pada tahun 2020 sebesar 7,14 juta ton, lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan sebesar 7 juta ton. Kemudian, pada tahun 2021, konsumsi LPG bersubsidi naik menjadi 7,46 juta ton. Pada tahun 2022, konsumsi LPG bersubsidi naik lagi hingga 7,8 juta ton. Dan pada 2023 lalu, realisasi konsumsi LPG PSO tercatat sebesar 8,07 juta ton, lebih tinggi dari kuota sebesar 8 juta ton.

Harga LPG 3 kg di pengecer kini masih berada di kisaran Rp 20.000 – Rp 25.000 per tabung. Sementara harga LPG non-subsidi 5,5 kg di tingkat Agen Resmi Pertamina kini tercatat sudah sebesar Rp 90.000 per tabung dan Rp 192.000 untuk LPG 12 kg. Bahkan, di pengecer harga LPG non subsidi bisa lebih besar dari harga di agen.