Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 250 warga Palestina telah meninggal dalam kurun waktu 24 jam hingga Senin (25/12) kemarin. Sebanyak 500 orang juga mengalami luka-luka akibat serangan intensif oleh pasukan Israel, yang bertepatan dengan Hari Natal.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan bahwa perang tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkannya ketika desakan dari dunia internasional agar Israel melakukan gencatan senjata.
Serangan Israel ke Gaza saat Natal dilakukan melalui darat dan udara. Serangan udara di kamp pengungsian Maghazi dilaporkan telah menewaskan 106 warga sipil.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan berhenti dan akan melanjutkan perang serta memperluas serangan dalam beberapa hari ke depan. Ia juga menambahkan bahwa ini akan menjadi perang yang panjang.
Upaya mediasi gencatan senjata dari Mesir dan Qatar sepertinya tidak menemui titik temu. Menurut sumber dari Mesir, Hamas menolak gencatan senjata jika salah satu syaratnya adalah menyerahkan kekuatannya di Gaza.
Sementara itu, Israel terus membombardir hunian warga Palestina, sementara pihaknya mengklaim telah meningkatkan kontrol di area utara Gaza.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa 20.764 warga Gaza telah tewas dan 54.536 terluka, sementara sekitar 1.200 pasukan Israel tewas akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
PBB melaporkan bahwa lebih dari setengah juta orang di Gaza mengalami kelaparan karena kurangnya asupan makanan yang bisa masuk ke teritori tersebut. Mayoritas dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah terusir dari rumah mereka, sehingga PBB menyebut situasi saat ini di Gaza ibarat ‘kiamat’.
