PT PGN Tbk (PGAS), Subholding Gas Pertamina, mengungkapkan rencana untuk membangun jaringan pipa virtual yang disebut “beyond pipeline”. Jaringan pipa virtual tersebut akan digunakan untuk menyalurkan gas tanpa menggunakan pipa secara konvensional, melainkan melalui moda transportasi laut dengan cara menyalurkan Compressed Natural Gas (CNG) dan Gas Alam Cair (LNG).
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, mengungkapkan bahwa upaya ini dilakukan untuk mendistribusikan gas kepada industri. Terutama di daerah-daerah sumber gas yang tidak memiliki jaringan pipa untuk mengalirkan gas ke lokasi permintaan. Arief juga menjelaskan bahwa upaya ini dilakukan untuk menjaga keandalan pasokan gas dengan tidak hanya terpaku pada ketersediaan jaringan pipa.
Dia juga menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam bisnis penyaluran gas adalah masih belum tersambung penuhnya pipa gas transmisi dari Barat Indonesia ke daerah Timur, bahkan ada jalur pipa yang terputus atau belum tersambung. Saat ini, 98% pelanggan gas PGN berasal dari sektor industri dengan jumlah pelanggan mencapai 3.019 pelanggan.
Sementara untuk pelanggan rumah tangga atau jaringan gas (jargas) hanya sekitar 10 BBTUD atau sekitar 1% dari total penjualan gas perusahaan. Dan sisanya untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya sekitar 1 BBTUD. Perusahaan juga mencatat pertumbuhan 6% dalam volume niaga gas PGN dari tahun 2020 hingga 2023.
Dengan adanya rencana pembangunan jaringan pipa virtual, diharapkan PGN dapat lebih fleksibel dalam mendistribusikan gas kepada para pelanggannya.
