RI Meminta Australia Bergabung dalam Sistem Kendaraan Listrik

by -106 Views

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Industri dan Sains Australia untuk berkolaborasi memajukan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baik di Indonesia maupun di Australia.

Menko Marves Ad Interim, Erick Thohir mengatakan bahwa Indonesia dengan Australia bekerja sama untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia dan Australia. Hal itu dilakukan sengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki oleh kedua negara untuk mengembangkan EV.

“Tanda tangan MoU ini adalah untuk memperkuat bagaimana terjadinya kerja sama kolaborasi kuat untuk melihat kesempatan dan peningkatan EV mobil. Kebetulan kedua negara punya sumber daya alam yang bisa disinergikan,” ujar Erick dalam sambutan penandatanganan MoU Pembentukan ‘Mekanisme’ Bilateral Kolaborasi Memajukan Kendaraan Listrik Indonesia – Australia, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Selain itu, Erick mengatakan kerja sama kedua negara tersebut juga dilakukan untuk mengembangkan Indonesia bukan hanya akan menjadi produsen EV, namun juga sebagai pasar EV yang besar.

“Saat ini pemerintah sedang ambil posisi pengembangan EV bukan hanya Indonesia sebagai produsen EV tapi kita juga menjadi market yang besar sehingga ini bisa di-tap sama partner kita Australia yang melihat ini pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja dari kedua negara,” tambahnya.

Dia mengatakan dirinya menjanjikan bahwa peta jalan kendaraan EV dalam negeri akan terbit pada satu bulan ke depan. “MoU ini saya janjikan dalam 1 bulan ke depan kita punya roadmap implementasi kedua negara. Ini bukan hanya seremonial ini adalah hal yang real dari kedua negara,” tandasnya.

Di lain sisi, Menteri Industri dan Sains Australia Edham Nurredin “Ed” Husic mengatakan kerja sama tersebut juga bisa mengurangi emisi ke udara dan meningkatkan lapangan kerja.

“Kita tidak hanya harus mampu menghasilkan energi secara berbeda, mengurangi emisi, kita juga mempunyai pekerjaan besar yang harus dilakukan. Namun jika kita melakukannya dengan benar, kita dapat menciptakan banyak lapangan kerja dalam prosesnya,” ungkap Husic di kesempatan yang sama.

Menurutnya, kerja sama bilateral ini bukan hanya untuk mendorong perkembangan EV, namun juga turut menghasilkan energi bersih dengan cara baru.

“D
an kita dapat bekerja sama dalam hal ini karena ini bukan hanya tentang EVS tetapi juga baterainya. Saat kita melakukan transisi untuk menghasilkan energi dengan cara-cara baru, kita juga harus mampu menyimpannya,” ungkapnya

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo sempat menemui Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Menurut Jokowi, ada beberapa prioritas bersama yang harus dilakukan bersama oleh kedua negara.

Pertama, Indonesia dan Australia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui pengembangan bersama produksi baterai kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Kedua, terkait perdagangan, sejak berlakunya Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement, volume perdagangan naik 90%.

“Ini akan terus dioptimalkan melalui kerja sama mutual recognition agreement produk perikanan, karantina, dan inspeksi buah-buahan serta peningkatan kapasitas UMKM,” ujar Jokowi di Admiralty House, Sydney, Selasa (4/7/2023).

Yang ketiga, lanjut kepala negara, terkait pengurangan emisi karbon. Menurut dia, kedua negara fokus mendorong implementasi kerja sama dan pembangunan carbon capture and storage serta smelter orientasi energi hijau di Indonesia.

“Yang keempat, terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara, Indonesia mendorong sektor swasta Australia dan Nasional Capital Authority Australia untuk bekerja sama dengan Otoritas IKN,” kata Jokowi.

Terkait isu regional dan global, Jokowi menyampaikan posisi Indonesia dan ASEAN sangat jelas, yaitu Indo Pasifik menjadi kawasan yang damai dan stabil yang mengedepankan kolaborasi dan kerja sama konkret.

“Saya mengapresiasi dukungan Australia pada keketuaan Indonesia di ASEAN dan mengajak Australia untuk memperkuat kemitraan di Pasifik Selatan melalui kerja sama trilateral dan berpartisipasi dalam ASEAN Indo Pacific Forum,” ujar Jokowi.

“Dan terakhir saya menantikan kehadiran Perdana Menteri Albanese di Jakarta bulan September tahun ini. Terima kasih.”

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Kejar Industri Kendaraan Listrik Thailand, RI Kudu Ngegas!