PLTS Terapung Cirata Menyumbang 4% Lahan Waduk

by -127 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 192 Mega Watt peak (MWp) baru memakai sebesar 4% permukaan Waduk Cirata. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut PLTS Terapung Cirata yang digadang sebagai PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dan terbesar nomor tiga dunia ini “cuma memakan” lahan waduk seluas 200 hektare. “Ini kan surface utilization untuk energi sudah jalan. Yang di situ (PLTS Terapung Cirata) saja baru dipakai 200 hektar, itu kira-kira 4% dari surface,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/11/2023). Dia menyebutkan, total permukaan yang bisa dimanfaatkan dari waduk tersebut adalah 20%. Arifin mengatakan, nantinya pihaknya akan mendorong pemanfaatan waduk tersebut untuk PLTS terapung hingga mencapai lima kali lipat dari kapasitas terpasang saat ini 192 MWp. “Jadi kalau 20%, bisa 5 kali lagi. Itu nanti kita dorong supaya bisa jalan. Kalau sudah jalan, sekalian konsentrasikan di situ,” tambahnya. Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTS Terapung Cirata mampu untuk melistriki sebanyak 50 ribu rumah tangga. PLTS tersebut saat ini memiliki kapasitas 192 Mega Watt Peak (MWp) yang mana tenaga kerja dan UMKM lokal pun ikut menjadi bagian dari pembangunan proyek ini. “PLTS Apung Cirata sebesar 192 mw mampu melistriki 50 ribu rumah tangga dengan energi bersih. Ini adalah arahan presiden RI dan dilaksanakan Menteri ESDM,” jelas Darmawan di sela acara peresmian PLTS Apung Cirata, Purwakarta, Kamis (9/11/2023). Darmawan menyebutkan proyek kerja sama antara PLN melalui PLN Nusantara Power (51%) dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) yakni Masdar (49%). “Maka ini adalah kerja sama internasional dalam rangka berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi perubahan iklim,” tambahnya. Selain itu, dia mengatakan bahwa produksi listrik sebesar 192 MWp tersebut akan disalurkan ke gardu milik PLN yang bisa masuk ke dalam transmisi listrik Jawa-Bali. “Kemudian kami sambungkan di gardu induk kami yang kami naikkan jadi 150 ribu volt atau KV dan masuk ke transmisi Jawa-Bali. Artinya ini dikonsumsi rumah tangga maupun industri,” tandasnya. PLTS ini memiliki luas 200 hektare, yang dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Pembangunan proyek ini sudah berjalan sejak 2021. PLTS tersebut akan memberikan kontribusi terhadap target netral emisi karbon atau Net Zero Emissions (NZE) sebesar 245 Giga Watt hour (GWh) per tahun dan menekan emisi karbon 214.000 ton CO2 per tahun. Harga listrik dari PLTS Terapung Cirata ini sebesar 5,8 sen US$ per kilo Watt hour (kWh). Dalam pembangunannya, melibatkan komunitas lokal sebanyak kurang lebih 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM.