Ekonomi RI Lesu, Persaingan Bisnis Ketat, dan Dompet Tipis

by -134 Views

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 melambat menjadi 4,94% secara tahunan, mengakhiri kinerja pertumbuhan di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Perlambatan ekonomi domestik ini disebabkan antara lain oleh daya beli masyarakat yang mulai tertekan. Konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2023 hanya sebesar 5,06%, menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,22%. Pola pertumbuhan ini serupa dengan tahun sebelumnya yang mengalami penurunan. Perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat secara musiman ini diakui oleh para pelaku usaha, seperti pengelola pusat perbelanjaan. Fenomena berbagi konsumen antar sektor bisnis juga terjadi, misalnya antara pengelola pusat perbelanjaan dengan sektor pariwisata. Namun, pengelola pusat perbelanjaan percaya bahwa pada kuartal IV-2023, pengunjung pusat perbelanjaan akan kembali pulih seperti pola musiman sebelumnya. Menurut data Badan Pusat Statistik, sektor penopang wisata mengalami pertumbuhan yang tinggi pada kuartal III-2023, seperti sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makanan minuman. Namun, sektor perdagangan mengalami penurunan pertumbuhan pada kuartal III-2023. Peritel juga mengungkapkan bahwa kalangan masyarakat menengah atas masih menjadi pengunjung utama ritel dan pusat belanja, sementara masyarakat menengah ke bawah cenderung tertekan inflasi. Masuknya masa tanam di Indonesia dan tekanan inflasi bahan pangan meningkatkan tekanan terhadap daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Beban suku bunga acuan Bank Indonesia yang tinggi juga berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kredit kendaraan bermotor, KPR, dan kredit tanpa agunan juga melambat, menunjukkan penurunan geliat konsumsi masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengakui bahwa faktor penyebab pertumbuhan ekonomi yang di bawah 5% pada kuartal III-2023 adalah konsumsi rumah tangga yang lesu.