Jakarta, CNBC Indonesia – Seperti namanya, ikan Arwana telah membawa kemakmuran bagi Indonesia. Ikan hias ini telah menjadi primadona di China, dan telah menghasilkan devisa negara untuk Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa China merupakan tujuan ekspor utama ikan Arwana.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo menyatakan bahwa Arwana banyak diekspor ke China. Ia menjelaskan bahwa China menyukai ikan Arwana dari Indonesia, terutama jenis Arwana Super Red, karena Arwana dijuluki sebagai dragonfish, yang merupakan simbol kejayaan dan kemakmuran.
Budi mengatakan bahwa setiap tahun, ikan Arwana menghasilkan devisa sebesar hampir US$8 juta atau sekitar Rp127 miliar. Arwana Super Red memiliki nilai ekspor sebesar US$54.601, sedangkan Arwana Jardini memiliki nilai ekspor sebesar US$17.659 dalam periode Januari-September 2023.
Harga Arwana Super Red dengan ukuran 12-20 cm mencapai US$140 atau setara Rp2,2 juta, sedangkan harga Arwana Super Red dengan ukuran 21-30 cm berkisar di US$150 atau setara Rp2,38 juta. Sementara itu, harga Arwana Jardini dengan ukuran 12-20 cm adalah US$100 atau setara Rp1,59 juta per ekor, dan harga untuk ukuran 21-30 cm adalah US$110 atau setara Rp1,75 juta.
Namun, karena Arwana termasuk dalam CITES, perdagangannya harus dilakukan melalui budidaya dan harus mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan KKP.
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono, juga mengungkapkan bahwa setiap minggu dirinya sibuk menandatangani izin ekspor ikan hias, terutama Arwana, karena permintaan ekspor dari komoditas tersebut meningkat.
Artikel Selanjutnya
Menteri Jokowi Ini Dibombardir DPR Soal Pasir Laut