Biden Terancam Pasca Perang Israel di Gaza yang Makan Korban

by -101 Views

Pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, dapat menjadi katalis untuk pemilihan Amerika Serikat (AS) tahun depan. Ini terkait dengan sikap publik terhadap Presiden AS saat ini, Joe Biden, dalam menangani konflik tersebut.

Biden membuat pernyataan mengejutkan akhir pekan lalu. Ia mendukung langkah Israel ke Gaza dan menyebut dirinya seorang zionis, di depan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Hal ini berbeda dengan keinginan warga keturunan Arab dan Muslim di AS. Banyak warga Arab-Amerika yang kecewa karena Biden tidak mendorong gencatan senjata kemanusiaan apapun, bahkan ketika warga Palestina terbunuh saat melarikan diri dari serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Rasa frustasi yang semakin besar ini dapat mempengaruhi upaya kembali terpilihnya Biden dari Partai Demokrat, yang kemungkinan besar akan berhadapan lagi dengan kandidat terdepan dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump.

“Di Michigan, warga AS keturunan Arab memiliki 5% suara. Di negara bagian lain yang menjadi medan pertempuran, Pennsylvania dan Ohio, angkanya antara 1,7% hingga 2%,” kata Jim Zogby, Presiden Arab American Institute.

Biden memenangkan Michigan dengan 50,6% suara pada tahun 2020, dibandingkan dengan Trump yang memperoleh 47,8%. Ia juga memenangkan Pennsylvania dengan 50,01% dibandingkan dengan Trump yang memperoleh 48,84%, atau selisih 81.000 suara.

Beberapa aktivis mengatakan bahwa warga Amerika keturunan Arab dan Muslim kemungkinan besar tidak akan mendukung Trump. Namun, mereka juga bisa saja tidak ikut serta dalam pemilu dan tidak memilih Biden.

“Saya pikir hal ini akan merugikan Michigan,” kata Laila El-Haddad, seorang penulis dan aktivis sosial dari Gaza yang tinggal di Maryland.

Meski mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil di Israel yang menewaskan 1.400 orang pada 7 Oktober, warga AS keturunan Arab menganggap tanggapan Israel tidak proporsional.

Mereka juga menganggap bahwa kegagalan Biden untuk mengutuk serangan udara tersebut menimbulkan pertanyaan tentang janji-janjinya mengenai kebijakan luar negeri yang “berpusat pada hak asasi manusia”.

Abdullah Hammoud, wali kota Arab-Amerika pertama di Dearborn, Michigan, mengecam kegagalan Biden dalam mengutuk ancaman Israel untuk memutus aliran air, listrik, dan makanan bagi lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza.

“Tidak ada yang bisa mempersiapkan kami untuk sepenuhnya menghapus suara kami dan mematikan suara orang-orang yang kami pilih untuk melindungi dan mewakili kami,” tulisnya di X, bekas nama Twitter.

“Anggota keluarga kami yang terjebak di Gaza telah diabaikan, seruan kami untuk gencatan senjata ditindas oleh suara perang,” tambahnya.