Hubungan Rusia dengan Israel memanas. Pasalnya, Israel berencana untuk memasok sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat ke Ukraina. Utusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa akan ada konsekuensi atas tindakan tersebut.
Perkembangan ini dapat berdampak pada hubungan antara Israel dan Rusia. Nebenzia memperingatkan hal ini ketika Moskow memegang jabatan presiden bergilir Dewan Keamanan PBB.
“Saya yakin ini tentu saja dapat menimbulkan konsekuensi politik tertentu,” kata diplomat Rusia tersebut. “Senjata-senjata itu, siapa pun yang mengirimkannya ke Ukraina, pada akhirnya akan dihancurkan, seperti senjata Barat dan AS lainnya. Itu jelas,” tambahnya.
Kabar mengenai rencana tersebut juga dilaporkan oleh Financial Times, yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui negosiasi tersebut. AS, Israel, dan Ukraina dilaporkan tengah berdiskusi untuk mengirimkan hingga delapan sistem pertahanan udara Patriot buatan Israel ke Kyiv.
Situasi ini membuat kekuatan militer antara Rusia dan Israel menjadi sorotan. Lalu, bagaimana perbandingan kekuatan militer keduanya?
Menurut laporan GlobalFirePower (GFP), Rusia berada di peringkat kedua sementara Israel menduduki peringkat ke-17 dari 145 negara. Rusia memiliki jumlah tentara yang jauh lebih banyak, dengan 1,32 juta personel aktif, 2 juta tentara cadangan, dan 250.000 unit paramiliter. Sementara Israel hanya memiliki 170.000 tentara aktif, 465.000 tentara cadangan, dan 35.000 pasukan paramiliter.
Selain itu, Rusia juga unggul dalam hal anggaran pertahanan. Moskow memiliki anggaran pertahanan sebesar US$109 miliar, sementara Tel Aviv hanya memiliki US$24,4 miliar.
Rusia juga unggul dalam jumlah persenjataan darat, laut, dan udara. Mereka memiliki berbagai jenis senjata seperti tank, kapal perang, pesawat tempur, dan hulu ledak nuklir lebih banyak daripada Israel.
Dengan perangkat pertahanan udara Patriot yang akan dikirim oleh Israel ke Ukraina, konflik antara Israel dan Rusia mengenai kekuatan militer semakin memanas.
