PT PLN Indonesia Power, Subholding Pembangkit PT PLN (Persero), mengungkapkan bahwa perusahaan memerlukan investasi sebesar Rp 250 triliun untuk membangun 7 Giga Watt (GW) pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga tahun 2030. Direktur Keuangan PLN Indonesia Power, Endang Astharanti, menyatakan bahwa hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya perusahaan untuk mencapai target pemerintah dalam mencapai netral emisi karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Endang juga menyebutkan bahwa perusahaan akan mencari kolaborasi finansial dengan mitra baik dari dalam maupun luar negeri sebagai upaya untuk mendukung pendanaan tersebut. Target pembangkit berbasis EBT sebesar 7 GW pada tahun 2030 sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Endang juga menjelaskan bahwa bauran EBT yang akan dibangun didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan porsi terbesar hingga 50%, diikuti oleh energi panas bumi sebesar 500 Mega Watt (MW) dan energi surya sebesar 1.500 MW. Jika pembangkit EBT dalam negeri berhasil terbangun, maka Indonesia siap menghadapi program transisi energi dengan melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar, mencapai 3.687 GW, dan mencakup energi surya, hidro, bioenergi, bayu, panas bumi, dan laut. Hingga Semester I tahun 2023, kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) EBT secara menyeluruh sudah mencapai 12.736,7 Mega Watt (MW).