Kelompok ekstremis Israel telah menerobos wilayah Gaza dengan tujuan merebut wilayah dan membangun pemukiman ilegal. Mereka menerobos pos penjagaan tentara Israel atau Israel Defense Forces (IDF). Kejadian ini terjadi di daerah Erez yang berhadapan langsung dengan wilayah Utara Gaza.
Kelompok ekstremis Israel berkumpul di kota Sderot sebelum membentuk konvoi dan mendatangi Erez untuk menyerbu pos pemeriksaan IDF. Mereka membawa pita oranye yang merupakan simbol gerakan sayap kanan ekstremis Israel. Beberapa dari mereka berhasil memasuki wilayah Gaza sedangkan yang lain membangun bangunan di perbatasan yang merupakan simbol niat mereka untuk menempati tanah milik Palestina berdasarkan hukum internasional.
Gerakan ini berupaya untuk menduduki kembali pemukiman ilegal Gush Katif di Gaza yang ditinggalkan saat Israel menarik diri dari wilayah Palestina itu pada tahun 2005. Mereka mengklaim bahwa Israel hanya akan aman ketika permukiman dan kota-kota Yahudi didirikan di dalam Gaza.
Kelompok ekstremis ini dekat dengan politisi sayap kanan seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang menjadi bagian dari pemerintahan koalisi di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka mengadvokasi berdirinya Israel Raya yang mencakup seluruh Tepi Barat dan Gaza tanpa keberadaan warga Palestina dan non-Yahudi.
Kondisi ini memperburuk keadaan rakyat Palestina di Gaza, khususnya Gaza Utara. Lebih dari 85% penduduk Gaza saat ini tinggal di wilayah selatan setelah terpaksa mengungsi akibat serangan Israel di wilayah utara. AS telah memperingatkan Israel terhadap upaya mengusir warga Gaza, menyatakan bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap demikian.