Tanaman Ini Mampu Mengurangi Impor BBM Jutaan KL di Indonesia

by -94 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis produksi bioetanol yang berasal dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di dalam negeri dapat menekan impor produk BBM.

Direktur Bioenergi EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo mengatakan hingga saat ini produksi bioetanol di Indonesia baru sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahun. Adapun pada tahun 2030 mendatang, Indonesia memiliki target produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu hingga 1,2 juta KL.

Oleh karena itu, dengan Indonesia berhasil mengembangkan bioetanol sebagai campuran pada BBM jenis bensin, maka hal tersebut akan berdampak menurunya impor produk BBM. Pasalnya konsumsi BBM jenis bensin pada tahun 2022 saja telah mencapai 35,8 juta kilo liter (KL).

“Jadi lebih dari 60% atau sekitar hampir 22 juta kl itu masih impor. Kalau nanti kita gunakan bioetanol tadi semaksimal mungkin paling tidak bisa mengurangi yang 22 juta kl tadi,” ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Rabu (20/12/2023).

Edi pun berharap agar kebijakan mandatori biodiesel dapat diterapkan juga pada program campuran bioetanol pada BBM jenis bensin. Adapun guna mendukung keberlanjutan mandatori bioetanol, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

“Dari situ diharapkan ada penambahan luas areal untuk tebu dan peningkatan produktivitasnya dan perbaikan kualitas tebu. Kemudian kita usahakan diversifikasi tanaman penghasil bioetanol. Kita tahu bahwa terkait dengan bioetanol sendiri itu tanaman-tanaman penghasil karbohidrat seperti padi seperti jagung, singkong, dan sorgum itu kita upayakan,” ujarnya.