Amerika Serikat kembali melancarkan serangan anti-narkotika di perairan internasional dan menewaskan setidaknya tiga orang, yang menuai kecaman dari kelompok HAM dan pemerintah Venezuela sebagai “eksekusi di luar hukum”. Serangan itu terjadi pada sebuah kapal cepat (strike boat) pada awal September dan sejak itu militer AS dilaporkan telah menewaskan 17 orang yang diduga sebagai penyelundup narkoba tanpa melalui proses pengadilan.
Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan dalam platform Truth Social bahwa Pentagon sudah memerintahkan serangan tersebut. Ia mengklaim kapal tersebut mengangkut narkotika dan menyatakan tiga korban sebagai “narcoterrorists”. Meskipun intelijen memastikan kapal tersebut membawa narkotika, lokasi keberangkatan dan titik serangan tidak diungkapkan.
Banyak pihak menyatakan keraguan terhadap legalitas operasi tersebut, termasuk kelompok HAM yang menilai aksi ini sebagai pembunuhan di luar hukum. Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, bahkan menuduh langkah AS sebagai upaya untuk merubah rezim di negaranya. Serangan ini terjadi di saat kehadiran militer AS di kawasan Karibia selatan mengalami peningkatan yang signifikan dengan laporan tentang jet tempur F-35 yang mendarat di Puerto Rico serta kapal perang dan kapal selam bertenaga nuklir AS yang siaga di kawasan tersebut.
