Pentingnya Pengelolaan Batu Bara untuk Kebutuhan Energi Masa Depan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan betapa pentingnya pengelolaan batu bara dengan hati-hati. Hal ini dikarenakan Indonesia sebagai salah satu eksportir terbesar batu bara thermal di dunia, namun seringkali tidak mampu mengendalikan harga pasar. Sebanyak 45% pasar dunia mengandalkan batu bara dari Indonesia.
Bahlil menyoroti bahwa para pengusaha perlu memperhatikan aspek jangka panjang dalam pengelolaan batu bara, tidak hanya fokus pada keuntungan semata. Dalam konferensi pers Capaian Kinerja Semester I Tahun 2025 Kementerian ESDM, Bahlil menjelaskan bahwa target produksi batu bara Indonesia hingga akhir tahun 2025 sebesar 739,7 juta ton, di mana sebagian besar diantaranya disalurkan untuk kebutuhan domestik melalui Domestic Market Obligation (DMO).
Menariknya, dari produksi batu bara RI selama Semester I-2025 mencapai 357,6 juta ton, sebanyak 66,5% diekspor ke luar negeri, sementara 29% dialokasikan untuk kepentingan dalam negeri. Mengingat kondisi harga batu bara di pasar dunia yang turun, Bahlil mendorong revisi atas Rencana Kerja dan Anggaran Batubara (RKAB) untuk menjaga stabilitas. Penjaminan pasokan energi untuk generasi yang akan datang menjadi perhatian utama dalam pengelolaan batu bara Indonesia ke depan.