Harga tanah kini tidak hanya melonjak di DKI Jakarta, tetapi juga di daerah pinggiran seperti Depok, Jawa Barat. Salah satu contohnya adalah di area Margonda, Depok, di mana harga tanah telah mencapai kisaran Rp 23 juta per meter persegi. Menurut Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia, Martin Hutapea, harga tanah di Margonda tersebut sebelumnya sudah mencapai Rp 18 juta per meter persegi sebelum pandemi. Sedangkan di daerah Sawangan, harga tanahnya juga meningkat meskipun masih di bawah Margonda, yakni sekitar Rp 3-7 juta per meter persegi.
Tidak hanya itu, harga tanah di Maja, Banten juga mulai merangkak naik, terutama dapat dilihat dari harga huniannya. Citra Maja Raya misalnya, pada tahun 2017 memiliki harga rumah dasar sekitar Rp 170-180 jutaan, namun kini telah mencapai di atas Rp 200 juta. Ketika melihat kondisi ini, menjadi sulit bagi pemerintah untuk membangun rumah subsidi dengan harga terjangkau di wilayah perkotaan seperti Jakarta. Martin mengatakan bahwa kini harga tanah di Jakarta sudah sangat tinggi, sehingga membangun rumah subsidi di sana menjadi sulit untuk direalisasikan.
Hal ini menjadi tantangan baru bagi pemerintah dalam menyediakan rumah subsidi dengan harga terjangkau bagi masyarakat perkotaan. Harga tanah yang terus melambung bisa mempengaruhi ketersediaan rumah dengan harga terjangkau di wilayah pinggiran sekitar Jakarta. Itulah mengapa diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini demi menjaga kesejahteraan masyarakat yang tinggal di area perkotaan.