Mengapa China Menolak Mengutuk Serangan Hamas ke Israel

by -138 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketika konflik Israel-Gaza berkembang, China memposisikan dirinya sebagai mediator perdamaian. Namun, hingga saat ini Beijing belum mengutuk kelompok Hamas Palestina yang melakukan serangan pada 7 Oktober dan menewaskan banyak warga sipil.

Meskipun China terus menyerukan pengendalian diri dan gencatan senjata, Beijing tidak lagi menyebut nama Hamas atas serangan roket atau pembantaian yang dilakukan kelompok Islam tersebut di komunitas Israel.

Tuvia Gering, seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, menjelaskan alasannya dalam sebuah wawancara dengan podcast Chinese Whispers.

Gering adalah salah satu dari 360.000 tentara cadangan Israel yang dipanggil untuk tugas militer setelah serangan mendadak pada 7 Oktober oleh Hamas yang berbasis di Gaza.

“Dengan satu batu, Anda dapat membunuh enam burung,” kata Gering, seperti dikutip Newsweek.

Salah satu “burung” ini dapat ditelusuri kembali ke dukungan awal China terhadap perjuangan Palestina pada tahun 1950-an.

Hal lainnya, kata Gering, adalah aspirasi China untuk dipandang sebagai pemimpin di panggung dunia. Ini mengacu pada seruan Beijing untuk membentuk front persatuan di dunia Islam dan langkah untuk menggalang dukungan di antara negara-negara berkembang.

Awal tahun ini, China membantu menengahi kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran untuk membangun kembali hubungan.

China juga perlu menunjukkan dukungan bagi negara-negara Arab yang mendukung apa yang menurut Beijing merupakan kepentingan utamanya, seperti wilayah Xinjiang, di mana perlakuan keras Beijing terhadap penduduk mayoritas Muslim telah disebut sebagai genosida oleh Barat.

China mendapat dorongan humas pada Juni dengan kunjungan Mahmoud Abbas, Presiden Otoritas Nasional Palestina yang mengendalikan Tepi Barat (West Bank), dan dalam beberapa kesempatan mengundang jurnalis dari negara-negara Muslim dalam tur keliling Xinjiang untuk mendorong pemberitaan yang menarik.

Masalah lainnya adalah hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) yang memburuk, yang berada pada titik terendah dalam beberapa dekade.

China merasa harus “menentang segala sesuatu yang secara prinsip didukung oleh AS,” termasuk sekutu dekatnya, Israel, yang sampai saat ini masih menjalin hubungan baik dengan China dan merupakan pemasok teknologi militer terbesar kedua bagi Negeri Tirai Bambu.

Selama bertahun-tahun, Beijing telah “membuat semua solusi dan kebijaksanaan China serta menyatakan ingin menjadi kekuatan besar.” Ia mengutip pemimpin China yang mengatakan terorisme adalah musuh umat manusia, “namun tampaknya umat manusia tidak termasuk orang Yahudi.”

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Perang Hamas Vs Israel di Gaza, Pemerintah RI Buka Suara..

(luc/luc)