Penemuan Perang Baru: Eropa Siap Menabuh Genderang!

by -45 Views

Uni Eropa (UE) telah mengumumkan rencananya untuk mengimplementasikan tindakan keras terhadap impor pangan yang tidak memenuhi standar mereka. Dilansir dari sebuah dokumen yang dirilis pada Rabu (19/2/2025), cetak biru disediakan untuk sektor pertanian yang menghabiskan sepertiga dari anggaran blok tersebut. Dokumen tersebut menjadi respons atas protes petani terkait regulasi yang memberatkan, pendapatan terbatas, dan persaingan tidak adil dari pesaing luar negeri yang kurang diatur.

Visi untuk Pertanian dan Pangan telah dijanjikan untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengejar penyelarasan yang lebih ketat terhadap standar produksi pada produk impor. Salah satu poin penting dalam dokumen tersebut adalah larangan pestisida berbahaya yang tidak diperkenankan di UE masuk kembali melalui impor. Hingga saat ini, belum ada jadwal pasti terkait pembatasan ini dan produk atau negara mana yang akan terkena dampaknya.

Selain itu, dokumen juga menyebut rencana reformasi kebijakan pertanian bersama UE. Upaya ini termuju untuk mengurangi birokrasi, serta menargetkan subsidi yang lebih besar kepada petani yang membutuhkan. Tujuan dari visi ini adalah untuk menyatukan semua pihak serta memperbaiki kondisi yang ada. Meskipun demikian, potensi larangan terhadap beberapa impor memicu kekhawatiran konflik perdagangan.

Selain itu, UE juga menekankan pentingnya mengalirkan dana lebih banyak kepada petani muda dan mereka yang menjaga lingkungan atau bekerja di daerah dengan kondisi alam yang sulit. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menyederhanakan akses pendanaan bagi petani skala kecil dan menengah. Tidak hanya itu, visi ini juga menyerukan 27 anggota UE untuk mengurangi ketergantungan dan merubah pola rantai pasokan.

Sementara itu, masih belum ada informasi resmi terkait dampak dari visi baru ini terhadap Aturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang menjadi titik perselisihan antara Indonesia dan UE terkait ekspor produk sawit RI. Diketahui, EUDR berdampak pada ekspor produk sawit Indonesia ke wilayah UE. Meskipun begitu, Komisaris UE untuk Pertanian menyebut Visi untuk Pertanian dan Pangan sebagai langkah bersama menuju inisiatif masa depan tanpa menyentuh EUDR secara langsung, namun menyoroti pentingnya inisiatif pangan berkelanjutan.