Mengapa Donald Trump Siap Bakar Lebih Banyak Batu Bara?

by -38 Views

Donald Trump telah membuat pernyataan kontroversial terkait kebijakan energi di Amerika Serikat dengan menyebut batu bara sebagai sumber energi penting. Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Trump mengusulkan pembangunan pembangkit listrik baru yang dapat menggunakan batu bara sebagai cadangan energi untuk memenuhi kebutuhan listrik dari perkembangan kecerdasan buatan. Meskipun Trump mengklaim bahwa AS memiliki cadangan batu bara terbesar di dunia yang dapat diandalkan dalam situasi gangguan pasokan gas dan minyak, data menunjukkan bahwa penggunaan batu bara di AS telah mengalami penurunan drastis dalam dua dekade terakhir.

Pada tahun 2023, batu bara hanya menyumbang 16 persen dari total kebutuhan listrik AS, jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas alam, energi terbarukan, dan nuklir yang lebih efisien dan murah. Meski Trump bersikeras bahwa batu bara tetap relevan, terutama sebagai solusi darurat jika jaringan energi lain terganggu, para ahli menganggap klaim tersebut sebagai langkah mundur dalam transisi energi bersih global. Tren global menuju penggunaan energi bersih telah mempengaruhi negara-negara seperti Uni Eropa, yang telah mencatat penurunan penggunaan bahan bakar fosil ke level terendah dalam sejarah.

Di AS sendiri, sekitar 51 pembangkit listrik tenaga batu bara dijadwalkan pensiun pada 2040. Meski permintaan listrik diprediksi naik 20 persen pada 2035, ahli yakin kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh sumber energi yang lebih ekonomis seperti angin, matahari, dan baterai penyimpanan. Trump yang tetap mengandalkan bahan bakar fosil juga berpotensi menghambat daya saing AS dalam transisi energi global, terutama saat China memimpin dalam produksi teknologi energi bersih. Para ahli skeptis terhadap masa depan batu bara, dengan menilai bahwa batu bara secara fundamental tidak kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lain seperti gas alam, angin, dan matahari.