Kenaikan Harga Solar Rp 29 Ribu: Darurat Negara

by -7 Views

Kerusuhan besar terjadi di Ekuador, menyebabkan pemerintah untuk menerapkan keadaan darurat selama 60 hari karena adanya protes besar-besaran. Protes itu dipicu oleh pencabutan subsidi solar secara mendadak minggu lalu. Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengumumkan langkah-langkah untuk meredakan situasi tersebut, dengan angkatan bersenjata dan kepolisian nasional diturunkan di beberapa kota-kota di negara itu.

Dekrit keadaan darurat tersebut akan diberlakukan di 24 provinsi di Ekuador karena pemerintah menyebut adanya “kerusuhan internal yang parah”. Pasukan keamanan tersebut dimobilisasi untuk menjaga layanan publik tetap berjalan dan untuk melindungi kebebasan bergerak masyarakat. Meskipun deklarasi ini tidak memberlakukan jam malam, namun hak untuk berkumpul bisa ditangguhkan jika pertemuan tersebut dianggap mengganggu layanan publik.

Protes di Quito, ibu kota Ekuador, menyebabkan bentrok antara warga dengan pasukan polisi. Pendemo membongkar pagar dan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Keputusan pemerintah untuk menghapus subsidi solar nasional memicu reaksi negatif dari masyarakat. Meskipun alasan pencabutan subsidi adalah untuk mengalihkan dana ke program sosial guna meringankan beban keuangan negara, namun harga solar naik dari US$1,80 per galon menjadi US$2,80 per galon.

Warga Ekuador khawatir dampak dari kenaikan harga tersebut akan langsung terasa oleh masyarakat paling miskin di negara itu. Meskipun pemerintah berencana menerapkan mekanisme stabilisasi harga pada 11 Desember untuk melindungi konsumen dari fluktuasi harga global, namun detailnya masih belum jelas. Situasi ini menyebabkan ketegangan di Ekuador yang memuncak dalam protes besar-besaran dan deklarasi keadaan darurat.

Source link