Solusi Mudah Dapatkan Rumah Subsidi untuk yang Terjebak Pinjol

by -12 Views

Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, mengidentifikasi beberapa tantangan yang masih terjadi dalam mendorong masyarakat untuk memperoleh rumah murah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah terkait dengan kelayakan atau kemampuan individu untuk memenuhi syarat program FLPP. Di tahun 2025, program tersebut memiliki target kuota 350.000 unit rumah subsidi, menjadi jumlah terbanyak sepanjang sejarah FLPP.
Menurut Heru, tantangan utama saat ini adalah tingkat literasi dan kemampuan untuk lolos dalam proses perbankan. Banyak calon nasabah terjebak dalam pinjaman online dan belanja online, yang membuat mereka kurang memahami konsekuensi dari keterlambatan pembayaran cicilan terhadap pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Heru mendorong agar masyarakat yang ingin mengajukan KPR menyelesaikan terlebih dahulu semua pinjaman mereka agar dapat berhasil memperoleh manfaat dari program ini.
Ditambahkan pula bahwa dengan adanya kuota FLPP yang cukup besar, BP Tapera tidak dapat mencapai target yang ditetapkan secara sendirian. Mereka bekerja sama dengan 41 bank penyalur dan lebih dari 7.000 pengembang yang menyiapkan hunian. Proses evaluasi secara berkala dilakukan terhadap bank penyalur dan pengembang, dimana mereka akan mendapatkan reward dan punishment dalam produksi rumah.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2025 menunjukkan bahwa backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 9,9 juta unit. Mayoritas backlog tersebut berasal dari kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dengan sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal. Kementerian PKP juga telah mendorong penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan untuk memastikan ketersediaan modal bagi pengembang.

Source link