![](https://portaldetik.live/wp-content/uploads/2025/09/kepala-bmkg-dwikorita-karnawati-dalam-konferensi-pers-prediksi-musim-hujan-20252026-di-jakarta-jumat.jpeg; charset="utf-8" "kepala-bmkg-dwikorita-karnawati-dalam-konferensi-pers-prediksi-musim-hujan-20252026-di-jakarta-jumat.jpeg-charsetutf-8")
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan proyeksi terbaru mengenai musim hujan tahun 2025/2026 kepada petani di Indonesia. Menurut BMKG, musim hujan tersebut diperkirakan akan tiba lebih cepat dari biasanya, dengan estimasi masa puncak yang berbeda-beda. Musim hujan pada tahun 2025/2026 telah dimulai sejak Agustus 2025 di beberapa wilayah Indonesia dan diperkirakan akan meluas ke sebagian besar wilayah RI pada periode September-November 2025.
Dalam proyeksi tersebut, BMKG memperkirakan bahwa sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 diperkirakan akan berada pada kategori normal sebesar 69,5%. Namun, beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua diproyeksikan akan mengalami musim hujan dengan sifat atas normal atau bawah normal. Oleh karena itu, BMKG mengingatkan untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya hidrometeorologi seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang terutama di wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal.
BMKG juga menyarankan berbagai pemangku kepentingan, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor terkait, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan ini. Penyesuaian kalender tanam pertanian, pengelolaan waduk dan irigasi, perbaikan drainase, pengendalian hama di perkebunan, serta mitigasi dampak ancaman bahaya hidrometeorologi merupakan langkah yang harus dilakukan sejak dini. Selain itu, BMKG juga mengimbau penyesuaian jadwal tanam, pemilihan varietas tahan genangan, perbaikan irigasi/drainase, dan dukungan pemerintah.
BMKG menekankan pentingnya langkah antisipasi di berbagai sektor dalam menghadapi musim hujan 2025/2026, termasuk sektor pertanian, perkebunan, dan energi. Faktor global dan regional juga turut mempengaruhi dinamika musim hujan tahun ini, seperti fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Diharapkan dengan informasi yang disediakan BMKG, semua pemangku kepentingan bisa melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan yang tepat.
